Makassar, Sulawesi Selatan,GTN.COM – Ketahanan pangan menjadi salah satu isu yang terus diperhatikan, terutama bagi masyarakat kurang mampu. Dalam langkah nyata memberikan solusi, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sulawesi melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) memperkenalkan inovasi sosial, ATM Beras. Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat dhuafa sekaligus memberdayakan nilai kepedulian sosial.
ATM Beras, yang diluncurkan di Masjid Al Hijrah Kantor PLN UIP3B Sulawesi, bukan sekadar mesin pembagi beras. Inovasi ini menawarkan solusi terpadu untuk memenuhi kebutuhan pokok mustahiq (Penerima Manfaat fakir dan miskin) dengan cara yang bermartabat dan berkelanjutan. Dengan kartu khusus, para Mustahiq dapat mengakses beras gratis sesuai dengan kuota yang telah ditentukan yang terjadwal setiap hari Jumat dalam sebulan sekali.
Bagi Daeng Gassing, salah satu penerima manfaat, ATM Beras memberikan kemudahan dan harapan baru.
“Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Kebutuhan kami terhadap beras kini dapat terpenuhi tanpa harus khawatir kekurangan,” ujarnya. Bersama 28 kepala keluarga lainnya yang terdaftar pada batch pertama, Daeng Gassing merasa bahwa program ini adalah bukti nyata kepedulian PLN terhadap masyarakat sekitar.
Hal senada disampaikan oleh Rohansyah, seorang buruh harian lepas, yang juga merupakan penerima manfaat program ini. “Sebagai buruh harian lepas, pendapatan saya tidak menentu. Adanya ATM Beras ini sangat membantu saya dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Terima kasih kepada PLN dan semua pihak yang telah peduli kepada kami,” ungkapnya dengan rasa syukur.
Suharni, seorang janda dan ibu dari tiga anak, juga merasakan manfaat besar dari program ini. “Saya sangat bersyukur karena dengan adanya ATM Beras, saya tidak lagi khawatir tentang kebutuhan beras untuk keluarga saya. Beban saya menjadi lebih ringan, dan saya merasa sangat terbantu,” katanya dengan haru. Kehadirannya sebagai salah satu penerima manfaat menegaskan bahwa program ini mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat dhuafa dengan kebutuhan yang beragam.
Selain mendistribusikan beras, program ini dilengkapi dengan fitur penerimaan sedekah. Fitur ini memungkinkan para muzakki (donator/pemberi manfaat) untuk langsung menyalurkan sedekah mereka, sehingga keberlanjutan program dapat terjamin. Melalui model ini, PLN tidak hanya menjadi fasilitator tetapi juga menjadi katalisator dalam membangun ekosistem sosial yang saling mendukung.
Manfaat program ATM Beras tidak hanya berhenti pada distribusi pangan. Proses pendataan penerima manfaat melibatkan relawan dari kalangan mustahiq, seperti guru mengaji dari Masjid Nurul Wahida Tello, yang merupakan TPA binaan YBM PLN UIP3B Sulawesi. Relawan ini dilatih untuk mendampingi penerima manfaat dalam program pembinaan spiritual dan monitoring kualitas ibadah.
“Kami tidak hanya ingin membantu dari segi kebutuhan pokok, tetapi juga ingin membangun karakter dan spiritualitas penerima manfaat agar mereka lebih berdaya dan mandiri,” ujar Nurdin Pabi, General Manager yang juga adalah Pembina YBM PLN UIP3B Sulawesi.
Dengan ATM Beras sebagai pilot project, PLN UIP3B Sulawesi berharap program ini dapat direplikasi di unit-unit PLN lainnya. Nurdin Pabi, mengungkapkan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dhuafa. “Kami ingin hadir tidak hanya sebagai penyedia listrik, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam membangun kehidupan yang lebih baik,” tegasnya.
Dukungan dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, diharapkan dapat memperluas jangkauan program ini. Dalam jangka panjang, program ATM Beras bukan hanya tentang beras, tetapi tentang harapan, solidaritas, dan keberlanjutan hidup yang lebih baik untuk semua, Tutupnya.