Menteri RI Hadir di Jeneponto Ini Keluhan Pj Bupati Junaedi B, Ke Pak Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman

Gerbang Timur News JENEPONTO- Mentri RI Hadir di Jeneponto Ini Keluhan Pj Bupati Ke Pak Mentri terkait sejumlah titik lokasi petani jagung dan padi yang di kunjungi oleh Pak Junaedi B, S.Sos.,MH. Penjabat Bupati jeneponto, mengeluh terkait pupuk bersubsidi langkah, Selasa 16 Januari 2024.

Dokumentasi : Junaedi B. Pj Bupati Jeneponto

Terkait keluhan petani, Pak Junaedi B, S.Sos.,MH Pj Bupati jeneponto menyampaikan langsung ke Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. Saat sambutan di stadion mini turatea jeneponto.

“Ijin Pak menteri saya melaporkan secara letak geografis enam kabupaten yang hadir pada hari ini semua pada berada di telapak kaki sulawesi selatan sekira kalau di analogikan pada tubuh manusia di refleksi di telapak kaki sekira sulawesi akan segar kembali bapak mentan” ucap Junaedi B Pj Bupati jeneponto saat sambutan.

Secara letak geografis enam kabupaten di wilayah sulawesi selatan yakni Kabupaten Jeneponto, Selayar, Bantaeng, Bulukumba, Gowa, Takalar mayoritas petani.

“Saya kira beli Hp, Beli kendaraan saya kira itu bisa di tunda tapi kalau kebutuhan makan itu tidak bisa di tunda pak menteri, tadi saya sampaikan di mobil, bahwa bapak presiden sudah meresmikan bendungan kareloe, Bendungan pammukkulu, ada bendungan jenelata, tetapi ada persoalan bapak mentri yang lebih di butuhkan oleh petani yaitu alokasi pupuk,” Ucap Junaedi B. Pj Bupati Jeneponto saat Sambutan di Stadion Mini Turatea.

Keluhan Petani saat ini Pj Bupati menyampaikan ke Pak menteri terkait pupuk di Jeneponto sangat langkah bahkan sejak musim tanam hingga sampai sekarang stock Pupuk Urea bersubsidi kosong di Pengecer, Selasa 16 Januari 2024.

Dokumentasi : Menteri RI Andi Amran Sulaiman, saat sambutan di stadion mini turatea Jeneponto

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, Merespon Keluhan masyarakat Terkait Pupuk Urea bersubsidi sangat langkah di seluruh indonesia yang di sampaikan oleh Pj Bupati Jeneponto, Junaedi B, S.Sos.,MH. Bahwa petani Saat Ini menjerit.

“Saya ditakdirkan masuk kabinet ke dua kalinya. Pertama keluhan masyarakat yang harus saya tuntaskan adalah masalah pupuk. Alhamdulillah, dua bulan menjabat presiden beri kita anggaran Rp 14 triliun untuk tambahan pupuk. Katanya sulit pupuk karena harus pakai kartu tani, sekarang kita ubah, sudah bisa gunakan KTP,” tegas Mentan Andi Amran Sulaiman.

Sementara, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, mengatakan kondisi pangan di dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, termasuk Indonesia.

“Meski saat ini kita impor beras, tapi tiga tahun ke depan kita optimis sanggup mengembalikan Indonesia menjadi negara yang swasembada pangan,” tutup Andi Amran Sulaiman.

Lp : Raja

Terancam Gagal Panen, Ribuan Hektar Lahan Jagung Kuning di Jeneponto Akibat Ulat Dan Pupuk Subsidi Terbatas

Gerbang Timur News JENEPONTO- Terancam Gagal Panen, Ribuan hektar lahan pertanian jagung kuning di kabupaten jeneponto Akibat ulat menyerang di masa Pertumbuhan, namun bukan Hanya itu tetapi pupuk subsidi yang di anggap layak membantu meyuburkan tanaman jagung namun kini terbatas, dan Langka Sabtu 13/01/2024.

“”Kalau kami tidak semprot pak kami tidak bisa panen jagug karna Ulatnya banyak sekali dan semua kebun yang tanam jagung pak habis di makan ulat,” ucap “Udin” petani jagung

Petani jagung di Kecamatan Turataea, sempat mengaku bahwa Pupuk jenis UREA Subsidi sangat langka, Dikarena kuota pembagain pupuk subsidi terbatas

“Pupuk juga pak sangat Langka karna kita biasanya di kasi 4 zak namun saat ini tinggal 2 zak,” ucap “Udin” petani Jagung

Beberapa petani mendatangi Gapoktan memastikan kelangkaan pupuk subsidi tersebut kini terang apa yang peyebab pupuk menjadi langka,”

“Kuota kita terbatas pak karna memang kasian petani karna kita kurangi pengambilannya karna kalau kita kasi biasa 4 zak maka kasian yang lain pastimi tidak kebagian jadi pintar-pintar mamiki membagi,” ucap salah satu pengecer Pupuk.

Dokumentasi : Kondisi Jagung yang terserang hama.

Awak media Gerbang Timur News, memantau langsung di kebun Petani melihat kondisi jagung yang di serang oleh hama, Sabtu (13/01/2024).

Lp : Raja

Gerakan Pembangunan Tani Muda Indonesia (GTMI) Sejak 2020 Punya Misi Memanfaatkan Lahan Yang Tidak Produktif Menjadi Produktif

Gerakan Pembangunan Tani Muda Indonesia (GTMI) Sejak 2020 Punya Misi Memanfaatkan Lahan Yang Tidak Produktif Menjadi Produktif

Gerbang Timur News JENEPONTO- Memanfaatkan tanaman yang sesuai kondisi tanah dan lingkungan yang ada di daerah masing-masing, terlepas dari itu Gerakan Pembangunan Tani Muda Indonesia (GTMI), ingin pula menggarap di sektor peternakan dan perikanan dengan kolaborasi para pemuda dengan cara-cara moderen, Minggu (07/01/24).

Gerakan Pembangunan Tani Muda Indonesia yang kemudian di singkat(GTMI), punya misi membangkitkan semangat pemuda agar kembali punya minat di sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Dimana pemuda hari ini kurang memanfaatkan SDM-nya dengan SDA yang ada karena pemuda menganggap dan punya angan-angan bahwa pekerjaan yang keren itu adalah berkantor dengan menggunakan seragam rapih. Terlepas dari itu hingga banyak pemuda malas bertani karena sulitnya mendongkrak harga dan minimnya market yang dapat menampung hasil mereka dengan harga sesuai harapan, belum lagi dikarenakan pemuda saat ini gengsi bila harus bermain lumpur setiap saat.

Baca berita: https://gerbangtimurnews.com/beredar-video-saipul-jamil-saat-di-ringkus-polisi-dijalur-busway/

GTMI punya desain paling tidak memanfaatkan beberapa mitra sesama kelompok tani, peternakan, perikanan dan kelautan serta Kelompo Usaha Bersama(KUBE) .

“Selain daripada itu, saat ini pemuda harus mampu memanfaatkan tekhnologi sehingga ia tidak menghabiskan waktunya di perkebunan dan peternakan, contoh kecil dengan memaafkan tekhnologi dan Sumber daya Manusia(SDM) dengan mengarit rumput ternak selama 2 hari lalu dipermentasi untuk pakan selama 5 hari, sehingga pemuda punya waktu beberapa hari bersantai dan berdiskusi sesama pemuda lainnya,” ucap Salam

Sebagian besar pemuda yang lahir dari petani, peternakan hingga lanjut studi pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi tidak lepas dari hasil itu.

“Namun saat selesai menempuh pendidikan ia pun gengsi kembali ke dunia itu, seharusnya pemuda yang berhasil menyelesaikan pendidikannya ia kembali ke kampung halaman membawa semangat dan misi yang berbeda dalam menangani pertanian, peternakan dan perikanan dengan cara yang berbeda yang kemudian kita kenal petani millenial,”

Baca berita : 

Dengan hadirnya Penjabat Bupati Jeneponto senada dengan keinginan Gerakan Pembangunan Tani Muda Indonesia, begitupun Penjabat Gubernur(Sul-Sel) yang menginginkan Jeneponto itu punya potensi menjadi lahan pertanian yang keren bila mampu menyesuaikan tanaman dan ditopan dengan Sumber Daya Manusia(SDM), Minggu (07/01/24).

Kami di Gerakan Pembangunan Tani Muda Indonesia(GTMI) akhir-akhir ini punya gaya tersendiri dalam mengkritisi pemerintah, bukan dengan hanya turun di lapangan aksi ataupun mengkritik lewat media melainkan kami mengkritik dengan cara melakukan sebuah karya yang tidak dilakukan pemerintah sebagai bukti bahwa sumber daya manusi khususnya di kalangan pemuda di Kabupaten jeneponto ini masih ada, tinggal pemerintah bagaimana dapat mengapresiasi pemuda yang punya keinginan di bidang yang kami lakukan,” tutup Salam.

Lp : Raja

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.